Tuhanku...
Selamatkan aku dari dia yang tidak mengatakan kebenaran
kecuali kalau kebenaran itu menyakiti;
dan dari orang yang berperilaku baik tetapi berniat buruk;
dan dari dia yang memperoleh nilai dirinya dengan mencela orang lain.

25 Mei 2010

bOhong....

saya menbaca sebuah tulisan pada kumpulan e-book yang diberikan salah satu teman saya, tertulis demikian :

BETAPA HEBATNYA KEBOHONGAN

Jangan remehkan kebohongan.
Kekuatannya mampu meruntuhkan sebuah negara.
Kekuatannya pula banyak dipakai oleh raja-raja untuk tetap berada di atas tahta.
Maka, adalah naif, jika anda berkata, berbohong hanya dilakukan oleh anak-anak yang tertangkap basah membolos sekolah.

Berbohong adalah kekuatan besar, karena untuk berbohong manusia harus berkekuatan besar pula.
Diperlukan kecerdasan tinggi untuk menyusun ribuan argumentasi.

Dibutuhkan kekerasan otot baja untukmengubah fakta dan data nyata.

Bahkan, manusia harus memicikkan hatinya agar sebuah kebohongan menampakkan wajah kebenaran.

Lihatlah, untuk sebuah kebohongan manusia harus mengerahkan waktu dan usaha yang terbaik pula!
Sedangkan untuk bersikap jujur, manusia hanya perlu berlaku apa adanya.
Karena itu, jangan terkejut bila banyak orang melihat kebohongan lebih menawan daripada cahaya kejujuran.
Di dalam belitan hawa nafsu, kejujuran nyaris tak pernah laku.
[sayang sekali tidak tercantum nama penulis, sehingga terpaksa saya terbitkan tanpa sumber yang jelas ]

kemudian suatu hari saya membaca ayat ini :

QS An-Nahl ayat 105:

Dan sesungguhnya siapa yang mengada-adakan kebohongan, mereka sebenarnya tidak beriman pada ayat-ayat Tuhan. Dan mereka tergolong ke dalam golongan pendusta...

Al Quran (24) An Nuur : Ayat 15

(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar. (QS. 24:15)


teman teman mari budayakan berkata apa adanya, kita sama2 belajar untuk selalu berkata jujur [ berat sekali menulis hal ini, takut tidak bisa mengamalkannya :D ].


Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir? (al-Baqarah : 44)


07 Mei 2010

sebuah analogi hati


seperti meninginkan memiliki sebuah permata, menggenggamnya erat untuk selamanya. tapi mungkin permata terlalu mahal bagi saya.. tidak pantas saya miliki...

maka....


saya memilih untuk menggenggamnya sebentar saja, kemudian membiarkan permata itu diambil lagi dari tangan saya. saya hanya ingin merasakan perasaan indah ketika tangan saya menggegam permata itu dengan erat, walau hanya sesaat


saya lebih suka menganalogikan demikian, entah kenapa....

semoga menjadi pelajaran berharga dikemudian hari..

Template by - Abdul Munir