Tuhanku...
Selamatkan aku dari dia yang tidak mengatakan kebenaran
kecuali kalau kebenaran itu menyakiti;
dan dari orang yang berperilaku baik tetapi berniat buruk;
dan dari dia yang memperoleh nilai dirinya dengan mencela orang lain.

30 Oktober 2008

HUJAN



aku menyukai hujan,


karena hujan mengingatkan aku pada banyak peristiwa,. Tawa, sedih, bahagia,.. semua terjadi ketika hujan. Musim hujan bagiku tak pernah sepi.

Sering aku menyempatkan diri untuk termenung di memandang hujan.
Hanya sekedar untuk melihat mereka jatuh ke muka bumi, hinggap, dan secara perlahan mengalir membentuk sebuah alur sebelum mereka pecah dan bergabung dengan alam.
Ketika melihat semua itu aku semakin merasakan keagungan Tuhan, Dia yang menciptakan hujan. menciptakannya sehingga tampak begitu indah,..

Mereka sangat berirama, layaknya sebuah simponi yang dimainkan alam semesta. Membentuk serangkaian alunan yang bersenandung begitu merdu, menghadirkan nuansa damai, tentram, dan tenang dalam dekapan Tuhan.

Tuhan memeng begitu baik memberikan hujan kepada seluruh umat manusia,..

hmm.... hari ini aku semakin menyukai hujan.

15 Oktober 2008

Tajam Hujanmu

Tajam hujanmu
ini sudah terlanjur mencintaimu:
Payung terbuka yang bergoyang-goyang di tangan kananku,
air yang menetes dari pinggir-pinggir payung itu,
aspal yang gemeletuk di bawah sepatu,
arloji yang buram berair kacanya,
dua-tiga patah kata yang mengganjal di tenggorokan
deras dinginmu …
sembilu hujanmu …

~*Sapardi Djoko Damono*~

Perahu Kertas,
Kumpulan Sajak,
1982.

14 Oktober 2008

Hujan Asam/ Acid Rain


Pernah dengar hujan asam/acid rain ?, apakah itu? Bukankah hujan itu adalah air yang turun? Atau kali ini bercampur asam, dan rasanya juga asam,kecut? Mengapa itu bisa terjadi? Apakah hujan asam itu berbahaya bagi kehidupan di bumi?

Secara alamiah, hujan asam ”ringan” terjadi karena air hujan berreaksi dengan Karbonmonoksida (CO) yang berada di angkasa, dan memebentuk asam lemah. Hujan asam jenis ini bermanfaat bagi bumi karena dapat membantu melarutkan mineral-mineral di permukaan bumi, yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.


istilah hujan asam yang ”berat” erat kaitannya dengan polusi udara. Kita ketahui bersama bahwa pada polusi udara, beberapa kegiatan industri, kendaraan bermotor, hingga letusan gunung berapi, terdapat berbagai senyawa kimia yang dilepaskan ke udara dan ”mengotori” udara salah satunya adalah Sulfur atau Belerang. Polutan itu terbawa angin jauh jaraknya ke segenap penjuru bumi.

Nah, dilain pihak, butir2 uap air yang ada di angkasa juga ber-reaksi dengan polutan-polutan tersebut, dan kemudian turun sebagai hujan yang sudah bercampur dengan senyawa baru ”asam” tadi. Itulah yang disebut dengan hujan asam


Hujan asam tentu akan mempengaruhi kehidupan di bumi, beberapa di antarnya rusaknya tanaman, tumbuhan karena mendapat curahan ”benda asing” tadi. Beberapa kasus kerusakan hutan di Amerika serikat, disebebkan oleh pembangkit listrik batu bara yang beroperasi di negara tersebut, yang ikut menyebabkan hujan asam. Hujan asam adalah akibat ikutan dari polusi udara. Mari kita sama-sama menjaga kelestarian alam, mengendalikan pencemaran udara.

dikutip dari www.bocah.org

13 Oktober 2008

Kok Bisa Hujan Ya???

Pernahkah terpikir oleh kita bagaimana terjadinya hujan,?
Tahap-tahap terjadinya hujan dengan jelas tertulis dalam Al-Qur’an berabad-abad yang lalu,

“Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira. ” (Al Qur’an, 30:48)

dan ayat yang lain juga menjelaskan :

“Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan- gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.” (Al Qur’an, 24:43)

Tahap-tahap ini dijelaskan dengan urutan yang benar. Sebagaimana fenomena-fenomena alam lain di bumi, lagi-lagi Al-Qur’anlah yang menyediakan penjelasan yang paling benar mengenai fenomena ini dan juga telah mengumumkan fakta-fakta ini kepada orang-orang pada ribuan tahun sebelum ditemukan oleh ilmu pengetahuan.


mari kita cermati bagaimana hujan bisa terjadi:
Air yang terdapat di bumi disimpan di banyak tempat seperti samudera, lautan, sungai dan danau. Tapi jangan salah, daun tumbuh-tumbuhan dan tanah juga menyimpan air.

Setiap harinya, air ini akan mengalami penguapan atau evaporasi dengan bantuan matahari. Air menguap dari tumbuh-tumbuhan melalui proses yang disebut dengan transpirasi. Kemudian uap-uap air tersebut akan mengalami proses kondensasi atau pemadatan yang akhirnya menjadi awan. Bentuk awan selalu berubah-ubah mengikuti keadaan cuaca.
Awan-awan itu akan bergerak ke tempat yang berbeda dengan bantuan hembusan angin baik secara vertikal maupun horizontal. Gerakan angin vertikal ke atas menyebabkan awan bergumpal. Lebih lanjut, angin tersebut menyebabkan gumpalan awan semakin membesar dan saling bertindih-tindih. Akhirnya gumpalan awan berhasil mencapai atmosfir yang bersuhu lebih dingin. Di sinilah butiran-butiran air dan es mulai terbentuk.
Semakin lama, angin tidak dapat lagi menopang beratnya awan dan akhirnya awan yang sudah berisi air ini mengalami presipitasi atau proses jatuhnya hujan air, hujan es dan sebagainya ke bumi. Nah, proses inilah yang kemudian disebut dengan hujan.

Kita harus ingat bahwa para ahli meteorologi hanya baru-baru ini saja mengetahui proses pembentukan awan hujan ini secara rinci, beserta bentuk dan fungsinya, Sungguh jelas bahwa Allah telah memberitahu kita suatu informasi yang tak mungkin dapat diketahui 1400 tahun yang lalu.

Mengapa Awan Hujan Berwarna Hitam

Mengapa awan hujan berwarna hitam, tapi air hujan tidak hitam?

Masalah warna awan terkait dengan butir-butir air didalamnya.
Memang begitulah awan: kumpulan butir-butir air yang sangat kecil sehingga karena mengenai benturan terus menerus oleh molekul-molekul udara mereka tetap bergantung diudara dan tidak terpengaruh oleh gravitasi sampai (saat hujan). Butir-butir itu terus menguap dan mengembun. itu sebabnya awan senantiasa berubah bentuk.

Butir-butir air dalam sebuah awan putih seperti bola-bola kristal sangat kecil. Jadi mereka memantulkan dan membuyarkan cahaya ke semua arah. seperti air dalam bentuk-bentuk lain (es dan salju) mereka memantulkan dan membuyarkan semua panjang gelombang (warna) cahaya secara adil, maka cahaya matahari yang sampai ke mata kita tetap berwarna putih. (apabila butir-butirnya lebih kecil daripada panjang gelombang cahaya, awan itu akan ikut berwarna biru seprti langit).

Sementara itu, awan hujan atau awan badai, seperti yang kita harapkan, sarat dengan air, dan menunggu peluang yang tepat untuk mengacaukan piknik anda. Butir-butir air dalam awan tersbut begitu tebal sehingga menghalangi cahaya matahari, maka awan tersebut relatif tampak gelap dibandingkan langit yang cerah. Bagaimanapun, sesungguhnya awan itu tidak hitam, melainkana hanya bayang-bayangnya yang hitam.

(dikutip dari : Robert L.W.)

Template by - Abdul Munir